MAKALAH ISD
MAKALAH
ILMU
SOSIAL DASAR
INTEGRASI MASYARAKAT
DOSEN PEMBIMBING
Trikanti ,SIKOM

Disusun Oleh:
KELOMPOK
2
Gilang Nandha Pamungkas
( 52418922 )
Ramadhani ( 55418881 )
Agung Dwi Saputra (
50418292 )
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara
kesatuan yang penuh dengan kenekaragaman, yang terdiri atas beraneka ragam
budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, dan lain-lain.
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara
berdampingan, saling mengisi. Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat
berjalan terjalin dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” .
Namun
seiring berjalannya waktu, kemajemukan masyarakat cenderung menjadi beban bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari
munculnya berbagai masalah yang sumbernya berbau kemajemukan, saat ini makna
bhineka Tunggal Ika semakin luntur. Sudah tampak kecondongan terpecah belah.
Semangat “Bhinneka Tunggal Ika” perlu untuk disosialisasikan lagi.
Saat ini
pula bangsa Indonesia, masih mengalami krisis multidimensi yang menggoncang
kehidupan kita. Sebagai salah satu masalah utama dari krisis besar itu adalah
ancaman disintegrasi bangsa yang hingga saat ini masih belum mereda. Kesadaran
akan pentingnya kerukunan antar agama, suku, ras, dan budaya harus selalu di
wujudkan melalui pemahaman integrasi nasional.
Dewasa
ini masih banyak masyarakat yang belum mempunyai toleransi yang baik dengan
banyaknya perbedaaan yang ada. Mereka masih belum menerima perbedaan tersebut.
Padahal untuk menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa, masyarakat harus
menempatkan dan menerapkan sistem integrasi nasional tersebut.
Semoga
dengan makalah ini, kita lebih bisa memahami tentang pentingnya integrasi
nasional dan toleransi dalam mengatasi masalah yang memicu perpecahan. kita
bisa bersikap lebih apresiatif terhadap integrasi dan mempertahankan ciri khas
kebudayaan masing-masing daerah/suku, serta berusaha untuk dapat bereksplorasi
akan keilmuwan yang menunjang dalam segala aspek pendidikan.
1.2
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang yang telah ada, maka rumusan permasalahan yang terkait dengan
Integrasi Nasional diantaranya :
1.2.1
Apakah definisi dari Integrasi Nasional ?
1.2.2
Pentingnya integrasi dalam masyarakat indonesia yang plural ?
1.2.3 Apa
Maksud dari Pluralitas Masyarakat Indonesia ?
1.2.4 Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi nasional?
1.2.5 Strategi
integrasi yang tepat bagi bangsa indonesia ?
1.3
Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui Pengertian Integrasi Nasional.
2. Untuk
mengetahui Pentingnya Integrasi Nasional.
3. Untuk
mengetahui Maksud dari Pluralitas Masyarakat Indonesia.
4. Untuk mengetahui Proses dalam Integrasi
Nasional.
5. Untuk mengidentifikasi
faktor-faktor penghambat dan pendorong Integrasi Nasional.
6. Untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan
dalam membangun integrasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Integrasi Nasional
Integrasi
nasional berasal dari dua kata, yaitu “Integrasi” dan “Nasional”. Integrasi
berasal dari bahasa inggris, Integrate artinya menyatupadukan,
menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Integrasi
artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Sedangkan
kata Nasional berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya
bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti
politis dan antropologis.
a) Secara
Politis
Integrasi
nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
b) Secara
Antropologis
Integrasi
nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan masyarakat
Seperti
yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari
kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun
selain menimbulkan sebuah keuntungan,hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah
yang baru.Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan
menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat
mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Intergasi
nasional dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling
berbeda dalam kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi. Integrasi
sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan
tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata
sosial.
Integrasi
nasional adalah usaha dan proses mempersatukan
berbagai aspek perbedaan sosial budaya yang ada pada suatu negara
sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional dalam mencapai
tujuan bersama sebagai suatu bangsa.. Dengan demikian Integrasi nasional dapat
diartikan penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat
menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan masyarakat-masyarakat
kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.
Tentang
integrasi, Myron Weiner (1971) memberikan lima definisi mengenai integrasi
yaitu:
a. Integrasi
menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budayadan sosial dalam satu
wilayah dan proses pembentukan identitas nasional,membangun rasa kebangsaan
dengan cara menghapus kesetiaan padaikatan-ikatan yang lebih sempit.
b. Integrasi
menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas
unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakankelompok-kelompok sosial
budaya masyarakat tertentu.
c. Integrasi
menunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintahdengan yang diperintah. Mendekatkan
perbedaan perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa.
d. Integrasi
menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yangdiperlukan dalam
memelihara tertib sosial.
e. Integrasi
menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yangditerima demi
mencapai tujuan bersama.
Sejalan dengan
definisi tersebut, Myron Weiner membedakan 5
(lima) tipe integrasi :
1.
Integrasi nasional
2.
Integrasi wilayah
3.
Integrasi nilai
4.
Integrasi elit-elit massa
5. Integrasi
tingkah laku(tindakan integratif)
Kelima
pendekatan yang selanjutnya kami sebut sebagai faktor yang menentukan tingkat
integrasi suatu negara adalah:
1) adanya
ancaman dari luar
2) gaya
politik kepemimpinan
3)
kekuatan lembaga-lembaga politik,
4)
ideologi nasional, dan
5)
kesempatan pembangunan ekonomi
Hampir
senada dengan pendapat di atas, Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu kelompok
masyarakat dapat terintegrasi apabila:
1) Masyarakat
dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai fundamental yang dapat dijadikan
rujukan bersama
2) Masyarakat
terhimpun dalam unit sosial sekaligus memiliki “croos cuttingaffiliation”
sehingga menghasilkan “croos cutting loyality”
3)
Masyarakat berada di atas saling ketergantungan di antara unit-unit sosial yang
terhimpun di dalamnya dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.
2.2 Pentingnya Integrasi
Masyarakat
yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara, salah
satunya Indonesia. Sebab masyarakat yang terintegrasi diperlukan bagi negara
untuk membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Hal
tersebut dapat terjadi dikarenakan belum terupaya dengan baik untuk
mengintegrasikan masyarakat. Seperti halnya pada era reformasi tahun 1998,
berbagai macam perbedaan suku,budaya dan agama bahkan kepentingan pribadi
membuat Indonesia tidak dapat mencapai tujuannya sehingga dengan adanya
integrasi usaha untuk menyatukan berbagai macam perbedaan dapat dilakukan.
Integrasi
masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan, karena
setiap masyarakat disamping membawakan potensi integrasi juga menyimpan potensi
konflik atau pertentangan. Persamaan
kepentingan, kebutuhan untuk bekerja sama, serta konsensus tentang nilai-nilai
tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi yang mengintegrasikan. Sebaliknya
perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti perbedaan suku, perbedaan
agama, perbedaan budaya, dan perbedaan kepentingan adalah menyimpan potensi
konflik, terlebih apabila perbedaan-pebedaan itu tidak dikelola dan disikapi
dengan cara dan sikap yang tepat.
Indonesia
sangat dikenal dengan keanekaraganm suku,budaya dan agama. Oleh sebab itu,
adanya pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia membuat masyarakat
Indonesia lebih memilih untuk suatu yang trend walaupun hal tersebut membuat
upaya integrasi tidak terwujud. Masyarakat Indonesia belum sadar akan pengaruh
globalilasi yang ternyata tidak baik bagi masyarakat Indonesia. Selain pengaruh
globalisasi, masyarakat Indonesia bertindak atas wewenang sendiri maupun
kelompok sehingga konflik terjadi dimana-mana seperti pertengkaran antar suku,
pembakaran tempat-tempat ibadah dan lain sebagainya. Konflik tersebutlah yang
membuat integrasi nasional susah diwujudkan. Upaya integrasi terus dilakukan
agar Indonesia menjadi satu kesatuan yang mana disebutkan dalam semboya
bhinneka tunggal ika.
Integrasi
nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan masyrakat Indonesia
dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau dapat
dikatakan negara yang masih mencari jati diri. Selain itu, integrasi nasional
sangat penting untuk diwujudkan karena integrasi nasional merupakan suatu cara
yang dapat menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia.
2.3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Integrasi Nasional
Di dalam
Integrasi Nasional memiliki berbagai faktor yang dapat mempengaruhi Integrasi
Nasional itu sendiri, berikut faktor-faktor integrasi nasional :
1. Faktor Pendorong Integrasi
Ada beberapa
faktor pendorong integrasi nasional yaitu sebagai berikut:
a)Adanya
rasa senasib seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-faktor sejarah
b)Keinginan
untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah
Pemuda Tanggal 28 Oktober 1928
c)Rasa
cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan
merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
d)Rasa
rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh
banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
e) Kesepakatan
atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan
UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan
bahasa Indonesia.
f)Adanya
simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika
g)Pengembangan
budaya gotong royong yang merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia
secara turun temurun.
h)Adanya
ideologi nasional yang tercermin di dalam simbol negara yakni Garuda Pancasila
dan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
i)Adanya
sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu di dalam kalangan Bangsa
Indonesia seperti yang telah dinyatakan di dalam Sumpah Pemuda.
j)Adanya
ancaman dari luar yang menyebabkan adanyadan munculnya semangat nasionalisme
dalam kalangan Bangsa Indonesia
2. Faktor Penghambat Integrasi
Ada
beberapa faktor penghambat integrasi nasional yaitu sebagai berikut:
a)Masyarakat
Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan
dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut,
ras dan sebagainya
b)Wilayah
negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh
lautan luas.
c)Besarnya
kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan,
kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
d)Masih
besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan) , gerakan separatisme dan
kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
e)Adanya
paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
f)Lemahnya
nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun kontak
tidak langsung.
g)Kurangnya
toleransi antargolongan
2. Faktor Pendukung Integrasi
Ada
beberapa faktor pendukung integrasi nasional yaitu sebagai berikut:
a)Penggunaan
bahasa Indonesia.
b)Semangat
persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa, Bahasa dan Tanah Air Indonesia.
c)Adanya
Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yakni Pancasila.
d)Adanya
jiwa dan rasa semangat dalam bergotong royong, solidaritas serta toleransi
keagamaan yang sangat kuat.
2.4
Problematika dan Solusi dalam integrasi nasional
1 Problematika
Masalah
integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional. Disintegrasi
bangsa dapat terjadi karena adanya konflik vertikal dan horizontal sebagai
akibat tuntutan demokrasi yang melampaui batas, konflik antara elite politik,
lambatnya pemulihan ekonomi, lemahnya penegakan hukum dan HAM serta kesiapan
pelaksanaan Otonomi Daerah
Problematika
dalam integrasi nasional dapat dilihat dari berbagai aspek sebagai berikut :
a) Geografi. Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan
kepulauan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi
untuk memisahkan diri adalah daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah
yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang
mempunyai pengaruh global yang besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang
memiliki kakayaan alam yang berlimpah.
b) Demografi.
Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran penduduk
yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain
masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.
c) Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah
dan penyebarannya yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya
disintegrasi bangsa, karena hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan,
pembagian hasil, pembinaan apabila terjadi kerusakan akibat dari
pengelolaan.
d) Ideologi.
Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya konflik
di negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama
yang dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan
bijaksana pada akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi
bangsa, oleh sebab itu perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama
mengenai pendalaman masalah agama dan komunikasi antar pimpinan umat beragama
secara berkesinambungan.
e) Politik. Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk
menyulut berbagai ketidak nyamanan atau ketidak tenangan dalam
bermasyarakat dan sering mengakibatkan konflik
antar masyarakat yang berbeda faham apabila tidak ditangani
dengan bijaksana akan menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain
itu ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan
pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang
akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan didalam
pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan pemerintah
daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari
pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan
ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti dan tidak adil akibat ketidak
pastian hukum
f) Ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan
sebagian besar penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial
masyarakat Indonesia yang semakin lebar antara masyarakat kaya dengan
masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk mendapatkan kekayaan dengan tidak
wajar yaitu melalui KKN.
g) Sosial Budaya. Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia
merupakan sumber konflik apabila tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai
yang berlaku di daerah yang satu tidak selalu sama dengan daerah yang lain.
Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok
yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang relatif terbelakang.
h)
Pertahanan Keamanan. Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi
saat ini menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri
maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi,informasi dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana
pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional
yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.
2 Solusi
Untuk
mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan kebijakan yang
diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa,
gender, dan sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan, dan
persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas
politik disamping upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam
menentukan komposisi dan mekanisme parlemen.
Adapun
kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah
sebagai berikut :
a)Menanamkan
nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan,
agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.
b)Menghilangkan
kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.
c)Meningkatkan
ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan dari ancaman luar.
d)Penyebaran
dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir Pancasila,
dalam rangka mele starikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.
e)Menumpas
setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.
f)Membentuk
satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam
memerangi separatis.
2.5
Strategi Integrasi
Masalah integrasi
nasional merupakan persoalan yang dialami oleh semuanegara, terutama adalah negara-negara
berkembang. Dalam usianya yang masih relatif muda dalam membangun negara bangsa
(nation state), ikatan antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam negara masih
rentan dan mudah tersulut untuk terjadinya pertentangan antar kelompok. Di
samping itu masyarakat di negara berkembang umumnya memiliki ikatan primordial yang
masih kuat. Kuatnya ikatan primordial menjadikan masyarakat lebih terpancang pada
ikatan-ikatan primer yang lebih sempit seperti ikatan keluarga, ikatan kesukuan,
ikatan sesama pemeluk agama, dan sebagainya.
Dengan demikian upaya mewujudkan integrasi nasional yang notabene mendasarkan pada
ikatan yang lebih luas dan melawati batas-batas kekelua rgaan, kesukuan, dan
keagamaan menjadi sulit untuk diwujudkan.
Dalam rangka
mengupayakan terwujudnya integrasi nasional yang mantap ada beberapa strategi yang
mungkin ditempuh,yaitu:
1. Stategi Asilmilasi
2. Strategi Akulturasi
3. Strategi Pluralis
Ketiga
strategi tersebut terkait dengan seberapa jauh penghargaan yang diberikan atas unsur-unsur
perbedaan yang ada dalam masyarakat.Strategi asimilasi, akulturasi, dan
pluralisme masing-masing menunjukkan penghargaan yang secara gradual berbeda dari
yang paling kurang, yang lebih, dan yang paling besar penghargaannya terhadap
unsur-unsur perbedaan dalam masyarakat, di dalam upaya mewujudkan integrasi nasional
tersebut.
1. Strategi Asimilasi
Asimilasi
adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih menjadi satu kebudayaan
yang baru, di mana dengan percampuran tersebut maka masing-masing unsur budaya melebur
menjadi satu sehingga dalam kebudayaan yang baru itu tidak tampak lagi identitas
masing-masing budaya pembentuknya. Ketika asimilasi ini menjadi sebuah strategi
integrasi nasional, berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan
agar unsur-unsur budaya yang ada dalam negara itu benar-benar melebur menjadi
satu dan tidak lagi menampakkan identitas budaya kelompok atau budaya lokal. Dengan
strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasinasional dilakukan tanpa
menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal dalam masyarakat negara
yang bersangkutan. Dalam konteks perubahan budaya, asimilasi memang bisa saja terjadi
dengan sendirinya oleh adanya kondisi tertentu dalam masyarakat. Namun bisa juga
hal itu merupakan bagian dari strategi pemerintah negara dalam mengintegrasikan
masyarakatnya, yaitu dengan cara melakukan rekayasa budaya agar integrasi nasional
dapat diwujudkan. Dilihat dari perspektif demokrasi, apabila upaya yang demikian
itu dilakukan dapat dikatakan sebagai cara yang kurang demokratis dalam mewujudkan integrasi
nasional.
2. Strategi Akulturasi
Akulturasi
adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih sehingga memunculkan kebudayaan
yang baru, di mana ciri-ciri budaya asli pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan
baru tersebut. Dengan demikian berarti bahwa kebudayaan baru yang terbentuk
tidak “melumat” semua unsur budaya pembentuknya. Apabila akulturasi ini menjadi
strategi integrasi yang diterapkan oleh pemerintah suatu negara, berarti bahwa negara
mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan adanya identitas budaya bersama
namun tidak menghilangkan seluruh unsur budaya kelompok atau budaya lokal. Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi
nasional dilakukan dengan tetap menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya
lokal, walaupun penghargaan tersebut dalam kadaryang tidak terlalu besar. Sebagaimana asimilasi, proses
akulturasi juga bisa terjadi dengan sendirinya tanpa sengaja dikendalikan oleh negara.
Namun bisa juga akulturasi menjadi bagian dari strategi pemerintah negara dalam
mengintegrasikan masyarakatnya. Dihat dari perspektif demokrasi,
strategi integrasi nasional melalui upaya akulturasi dapat dikatakan sebagai cara
yang demokratis dalam mewujudkan integrasi nasional karena masih
menunjukan pengharhaan terhadap unsur kelompok budaya lokal
3.Strategi Pluralis
Paham Pluralis
merupakan paham yang menghargai terdapatnya perbedaan dalam masyarakat. Paham
Pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrasi nasional dengan memberi
kesempatran pada segala unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk hidup
dan berkembang. Ini berarti bahwa dnegan strategi pluralis dalam mewujudkan
integrasi nasional negara memberi kesempatan kepada semua unsur keragaman dalam
negara. Baik suku, agama, buaya daerah, dan perbedaan-perbedaan lainnya untuk
tumbuh dan berkembang serta hidup berdampingan secara damai. Jadi Integrasi
nasional diwujudkan dengan tetap ,menghargai terdapatnya perbvedaan-perbedaan
dalam msyarakat. Hal ini sejalan dengan pandangan multikulturalisme bahwa
setiap unsur perbedaan memiliki nilai dan kedudukan yang sama, sehingga
masing-masing berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang.
2.6 Pluralitas
Masyarakat Indonesia
Masyarakar
indonesia merupakan masyarakat pluralis atau masyarakat majemuk merupakan suatu
hal yang sudah sama-sama di mengerti.
Menurut Clifford
Geertz,masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terbagi-bagi ke dalam sub-sub
sistem yang kurang lebih berdiri sendiri-sendiri,dalam mana masing-masing sub
sistem terkait ke dalam oleh ikatan-ikatan yang bersifat primordial
Sedangkan
menurut Pierre L.Van den Berghe memiliki karakteristik:
a)
Terjadinya sigmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang sering kali
memiliki sub-kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b)
Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat
non komplementer.
c) Kurang
mengembangkan konsensus di antara para anggotannya terhadap nilai-nilai yang
bersifat dasar.
d) Secara
relatif sering kali mengalami konflik di antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lain.
e) Secara
relatif integrasi sosial tumbh di atas paksaan(coercion) dan saling
ketergantungan dalam bidang ekonomi
f) Adanya
dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain
Dalam
dimensi horizontal kemajemukan masyarakat indonesia dapat dilihat dari adanya berbagai
macam suku bangsa seperti suku bangsa jawa, suku bangsa sunda, suku bangsa
batak, suku bangsa minangkabau, suku bangsa dayak, dll. Tentang berapa jumlah
suku bangsa yang ada di indonesia, ternyata terdapat perbedaan yang cukup
signifikan diantara para ahli tentang indonesia. Hildred geertz misalnya
menyebutkan adanya lebih dari 300 suku bangsa di indonesia dengan bahasa dan
identitas kulturalnya masing-masing. Sedangkan skinner menyebutkan lebih dari
35 suku bangsa di indonesia dengan bahasa dan adat istiadat yang berbeda satu
sama lain. Perbedaan yang mencolok dari jumlah suku bangsa yang disebutkan oleh
masing-masing, dapat dikatakan bahwa masyarakat indonesia adalah masyarakat
yang majemuk.
Suku-suku
bangsa ini biasa dinamakan bangsa, seperti bangsa melayu, bangsa jawa, bangsa
bugius dan sebagainya. Masing-masing suku bangsa memiliki wilayah kediaman
sendiri, daerah tempat kediaman nenek moyang suku bangsa yang bersangkutan yang
pada umumnya dinyatakan melalui mitos yang meriwayatkan asal-usul suku bangsa
yang bersangkutan. Anggota masing-masing suku bangsa cenderung memiliki
identitas tersendiri sebagai anggota suku bangsa yang bersangkutan, sehingga
dalam keadaan tertentu mereka mewujudkan rasa setiakawan, solidaritas dengan
sesama suku bangsa asal. (bachtiar, 1992: 12).
Berkaitan erat dengan
keragaman suku sebagaimana dikemukakan diatas adalah keragaman adat istiadat,
budaya, dan bahasa daerah. Setiap suku bangsa yang ada di indonesia
masing-masing memiliki adat istiadat, budaya, dan bahasanya yang berbeda satu
sama lain, yang sekarang dikenal sebagai adat istiadat, budaya, dan bahasa
daerah. Kebudayaan suku selain terdiri atas nilai-nilai dan aturan-aturan
tertentu, juga terdiri atas kepercayaan-kepercayaan tertentu, pengetahuan
tertentu, serta sastra dan seni yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa sebanyak suku bangsa yang ada di indonesia,
setidak-tidaknya sebanyak itu pula dapat dijumpai keragaman adat istiadat,
budaya serta bahasa daerah indonesia .
Disamping suku-suku bangsa
tersebut, yang bisa dikatakan sebagai suku bangsa asli, di indonesia juga
terdapat kelompok-kelompok warga mayarakat yang lain yang sering dikatakan
sebagai warga peranakan. Mereka itu seperti warga cina, arab, dan india . Kelompok
warga masyarakat tersebut juga memiliki kebudayaanya sendiri, yang tidak mesti
sama dengan budaya suku-suku alsi di indonesia ,
sehingga muncul budaya orang-orang china, budaya orang-orang arab, budaya
orang-orang india .
Dan lain-lain. Kadang-kadang mereka juga menampakkan diri dalam kesatuan tempat
tinggal, sehingga dikota-kota besar di indonesia dijumpai adanya sebutan
kampung pecinan, kampung arab, dan lain-lain.
Keberagaman suku bangsa di
indonesia sebagaimana diuraikan diatas terutama disebabkan oleh keadaan
geografis indonesia
yang merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau yang sangat banyak dan
letaknya yang saling berjauhan. Dalam kondisi yang demikian nenek moyang bangsa
indonesia yang kira-kira 2000 tahun SM secara bergelombang datang dari daerah
yang sekarang dikenal sebagai daerah tiongkok selatan, mereka harus tinggal
menetap di daerah yang terpisah satu sama lain. Karena ionisasi geografis
antara satu pulau dengan pulau yang lain, mengakibatkan masing-masing penghuni
pulau itu dalam waktu yang cukup lama mengembangkan kebudayaannya
sendiri-sendiri terpisah satu sama lain. Disitulah secara perlahan-lahan
identitas kesukuan itu terbentuk, atas keyakinan bahwa mereka masing-masing
berasal dari satu nenek moyang, dan memiliki kebudayaan yang berbeda dari
kebudayaan suku yang lain.
2.7
Toleransi
1. Pengertian Toleransi
Kata
toleransi dalam bahasa Belanda adalah “tolerantie” dan kata
kerjanya adalah “toleran”. Dalam bahasa Latin, “tolerare” artinya
menahan diri, bersikap sabar membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati
lapang terhadap orang-or ang yang memiliki pendapat berbeda.
Toleran
mengandung pengertian bersikap mendiamkan, adapun toleransi adalah suatu sikap
tenggang rasa kepada sesamanya. Bangsa Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku
yang mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, memeluk agama dan menganut
kepercayaan yang berbeda-beda akan tetapi mereka tetap satu bangsa memiliki
satu tanah air dan memiliki bahasa persatuan. Semboyan kita yaitu Bhinneka
Tunggal Ika
Sifat
dasar bangsa Indonesia yang amat menonjol adalah sifat-sifat kekeluargaan,
musyawarah, percaya dan taat beriba dah kepada Tuhan, sifat ramah tamah, gotong
royong, suka menolong, dan toleransi adalah sifat yang harus kita miliki
Macam-macam
Toleransi
Kebahagiaan dalam kehidupan
manusia akan tercapai apabila didasarkan atas keselarasan dan keseimbangan.
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia
sikap hormat menghormati antarpemeluk agama perlu dikembangkan sehingga keruku
nan antarumat beragama dapat terjalin dengan baik
Macam-macam toleransi, antara
lain sebagai berikut :
1.1 Toleransi dalam pluralisme
beragama
Agama merupakan suatu anugerah
dari Tuhan Yang Maha Esa, diperuntukkan bagi kemaslahatan, kebaikan, dan
kesejahteraan umat beragama. Pluralitas adalah kenyataan yang diciptakan oleh
Tuhan. Namun demikian, umat manusia harus menyadari dan menerima kenyataan ini
untuk saling melengkapi dan memperkaya pengalaman kehidupan bagi umat manusia. Oleh karena itu, hidup rukun adalah tidak bertengkar
namun saling mengho rmati. Suasana seperti ini sangat kita butuhkan
dalam masyarakat dan menghindari sikap menang sendiri
1.2 Toleransi dalam pluralisme
budaya
Kebudayaan menunjuk kepada
sederetan sistem pengetahuan yang dimiliki bersama, kebiasaan, nilai-nilai,
peraturan, dan simbol yang berkaitan dengan tujuan seluruh anggota masyarakat
yang berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Interaksi
antara seni dan agama sudah lama menjadi kenyataan. Agama merupakan sumber
etika dan moralitas, seni adalah salah satu wahana yang paling tepat untuk
mempromosikan kehidupan beragama
1.3 Toleransi dalam pluralisme
suku
Pluralisme
dapat dikatakan merupakan pengejewantahan moto Bhinneka Tunggal Ika.
Mengembangkan pluralisme terbantahkan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari
banyak suku, banyak pula subsuku pedalaman. Pluralisme akan tumbuh subur dan
mewarnai kehidupan bangsa Indonesia jika kedepannya prinsip-prinsip toleransi,
persamaan di muka hukum dan lain-lain ditetapkan seksama tanpa perduli asal dan
warna terutama solidarita s terhadap mereka yang lemah.
1.4 Toleransi
mayoritas melindungi minoritas
Masyarakat
kita sejak dulu biasa hidup dalam alam yang memiliki aneka ragam kepercayaan.
Sejak awal perkembangan peradabannya sudah tumbuh kepercayaan
kepada Tuhan, secara berturut-turut datanglah agama-agama yang sekarang banyak
kita kenal. Kedatangan agama tersebut tidak berarti kepercayaan dan agama yang
sudah ada sebelumnya hilang, tapi masih terus hidup dan berkembang. Semua agama
dan kepercayaan mengajark an kebaikan supaya mereka saling menghormati dan
mencintai.
1.5 Toleransi manusia dalam
hidup bermasyarakat
Manusia hanya akan mempunyai
arti apabila bersama-sama dengan manusia lainnya di dalam masyarakat. Tidak
dapat dibayangkan jika manusia hidup
sendiri tanpa orang lain. Secara kodrati manusia disamping mempunyai kekuatan
juga dilengkapi dengan kelemahan manusia juga memiliki sifat yang baik dan
kurang baik. Demi kelangsungan dan kesejahteraan hidupnya manusia perlu
mendapat bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Oleh
sebab itu, manusia perlu hidup bermasyarakat.
2. Perilaku
Toleran Sebagai Bentuk Nilai (Jati Diri) Kebangsaan
Perilaku toleransi berarti
sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan kelompok lain. Empati
adalah sikap yang secara ikhlas mau
merasakan pikiran dan perasaan orang lain. Sikap toleransi dan empati ini
sangat penting ditumbuhkembangkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia
multikultural. Dengan pengembangan sikap toleransi dan empati sosial,
maka masalah-masalah yang berkaitan dengan keberagaman sosial budaya akan dapat
dikendalikan, sehingga tidak mengarah pada pertentangan sosial yang dapat
mengancam disintegrasi n asional
Adapun
cara untuk menerima dan menghargai orang lain atau suku bangsa lain yang
berbeda latar belakang budaya dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Kita
perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai dari bangsa
Indonesia
2.Kita
perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai makhluk pribadi
dan makhluk sosial c iptaan Tuhan Yang Maha Esa
3.Kita
perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang
memiliki kelebihan dan keterbatasan dalam hal-hal tertentu.
4.Kita
perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang
memiliki persamaan kedudukan, harkat, martabat, dan derajat, serta hak dan
kewajiban asasi.
5.Kita
perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai pemilihan dan
penghuni tanah air Indonesia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
6.Kita
perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang
memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda dalam ras, suku bangsa,
bahasa, adat istiadat, profesi, golongan politik dan sebagainya
2.8 Ancaman, Tantangan, dan Gangguan
1.
Ancaman
Ancaman
adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa.
Ancaman
dibedakan menjadi ancaman militer dan ancaman nonmiliter
1.Ancaman
militer =>ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata serta terorganisir
dan sangat berbahaya.
. Bentuk
ancaman militer
1. perang
saudara
2. agresi
wilayah
3.sabotase
untuk merusak instalasi militer
4.
pemberontakan militer
5.
pelanggaran wilayah oleh negara lain
2.Ancaman
nonmiliter => ancaman yang tidak bersenjata tetapi jika dibiarkan itu akan
membahayakan bangsa.
Bentuk ancaman nonmiliter :
1. penyalahgunaan narkoba
2. korupsi, kolusi, nepotisme
(KKN)
3. perusakan lingkungan
4. kemiskinan
5. kebodohan
6. lunturnya kesatuan dan
persatuan bangsa
3.Selain itu ancaman juga
dibedakan menjadi ancaman yang berasal dari dalam negeri dan dari luar negeri
Ancaman
dari dalam negeri berupa
1. kerusuhan
2. pemaksaan kehendak
3. pemberontakan bersenjata
4. keinginan untuk mengubah
ideologi
2.
Ancaman dari luar negeri berupa
1.penguasaan
wilayah indonesia
2.pencurian
kelayaan alam
3. penyelundupan
barang
4.masuknya
pesawat asing ke wilayah indonesia
2. Tantangan Dalam Menjaga Keutuhan NKRI
Tantangan
di lingkungan internal Indonesia adalah mengawal NKRI agar tetap utuh dan
bersatu. Di sisi lain, ancaman terhadap kedaulatan masih berpotensi terutama
yang berbentuk konflik perbatasan, pelanggaran wilayah, gangguan keamanan
maritim dan dirgantara, gangguan keamanan di wilayah perbatasan berupa pelintas
batas secara illegal, kegiatan penyelundupan senjata dan bahan peledak, masalah
separatisme, pengawasan pulau-pulau kecil terluar, ancaman terorisme dalam
negeri dan sebagainya.
Dengan demikian,
berdasar tantangan tersebut di atas, maka sebagai masyarakat yang berada dalam
NKRI wajiblah menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan
bangsa. Sedangkan dalam perumusannya, kebijakan umum pertahanan negara
dilaksanakan oleh Menteri Pertahanan Negara dan proses penetapannya
dilaksanakan di tingkat Dewan Keamanan Nasional selaku Penasehat Presiden RI.
Tujuan
nasional merupakan kepentingan nasional yang abadi dan menjadi acuan dalam
merumuskan tujuan pertahanan negara, yang ditempuh dengan tiga strata
pendekatan yaitu pertama, strata mutlak, dilakukan dalam menjaga kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan bangsa Indonesia ; kedua,
strata penting, dilakukan dalam menjaga kehidupan demokrasi politik dan
ekonomi, keharmonisan hubungan antar suku, agama, ras dan golongan (SARA),
penghormatan hak asasi manusia dan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup
; dan ketiga, strata pendukung, dilakukan dalam upaya turut memelihara
ketertiban dunia. Untuk mencapai tujuan pertahanan negara tersebut, salah
satunya diperlukan input sumberdaya TNI yang bagus dan optimal. Masyarakat
menuntut TNI untuk menjaga dan memelihara stabilitas keamanan nasional tetapi
jika input SDM secara intelektual, moral dan mental lemah akan sangat kesulitan
untuk mewujudkannya.
Kita
kesulitan merekrut para sarjana muda untuk menjadi anggota TNI, yang dibutuhkan
misal 10 orang, terkadang yang mendaftar dua pun sudah syukur. Kemudian kalau
para sarjana sudah menjadi anggota TNI hendaknya berperilaku disiplin dan
bekerja dengan baik, khususnya sebagian dokter muda yang menjadi anggota TNI
terkadang tidak disiplin bekerja. Hal inilah yang menjadi kajian khusus TNI di
masa depan, perlunya perekrutan SDM yang unggul untuk mencapai hasil maksimal.
TNI tidak bisa berjalan sendirian dalam mewujudkan visi dan misi pertahanan
negara. Saat ini, sedang dalam pembahasan DPR RI, RUU Keamanan Nasional dan RUU
Komponen Cadangan agar diperlukan partisipasi dan peran serta masyarakat
sebagai komponen cadangan dan turut serta dalam mewujudkan keamanan nasional
bersama. Semoga input SDM yang baik bisa menyelesaikan masalah keamanan
nasional dan pertahanan NKRI lebih baik dan mengawalnya agar tetap
utuh dan bersatu.
3. Gangguan Integrasi Nasional
1. Geografi.
Letak Indonesia
yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah yang
paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara
tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang
besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang
berlimpah.
2. Demografi.
Pengaruh
(perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran penduduk yang tidak
merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain masih
rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.
3. Kekayaan
Alam.
Kekayaan
alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan penyebarannya yang tidak
merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa, karena hal
ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan apabila
terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.
4. Ideologi.
Akhir-akhir
ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya konflik di negara
ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang dianut
dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada
akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh
sebab itu perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai
pendalaman masalah agama dan komunikasi antar pimpinan umat beragama secara
berkesinambungan.
5. Politik.
Masalah
politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut berbagai ketidak
nyamanan atau ketidak tenangan dalam bermasyarakat dan
sering mengakibatkan konflik antar
masyarakat yang berbeda faham apabila tidak ditangani dengan bijaksana
akan menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain itu ketidak
sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada pemerintah
daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang akhirnya timbul
konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan didalam pengelolaan dan
pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan pemerintah daerah yang sudah
mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik
antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi
yang tidak pasti dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.
6.Ekonomi.
Krisis ekonomi
yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar penduduk hidup dalam
taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang semakin lebar
antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk
mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.
7. Sosial
Budaya.
Pluralitas
kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik apabila tidak
ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu
tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering
terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern
dengan kelompok yang relatif terbelakang.
8.Pertahanan
Keamanan.
Kemungkinan
disintegrasi bangsa dilihat dari aspek pertahanan keamanan dapat terjadi dari
seluruh permasalahan aspek asta gatra itu sendiri. Dilain
pihak turunnya wibawa TNI dan Polri akibat kesalahan dimasa lalu dimana TNI dan
Polri digunakan oleh penguasa sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaannya
bukan sebagai alat pertahanan dan keamanan negara.
2.9
Potensi Konflik Dalam Masyarakat Indonesia
Dalam
kondisi masyarakat Indonesia yang diwarnai oleh berbagai keanekaragaman, harus
disadari bahwa masyarakat indonesia menyimpan potensi konflik yang cukup besar
yaitu konflik yang bersifat vertikal maupun bersifat horizontal.Konflik
vertikal dimaksudkan sebagai konflik antara pemerintah dengan rakyat termasuk
konflik antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.
Sedangkan
konflik horizontal adalah konflik antar warga masyarakat atau antar kelompok
yang terdapat dalam masyarakat.
Menurut Hans Kelse, 2007 dalam
buku General Theory of law and State,penyebab konflik kedaerahan adalah :
1. Krisis
pemerintahan nasional,baik karena persoalan suksesi maupun jatuh bangunnya
pemerintahan karena lemahnya konstitusi.
2.
Kegagalan lmbaga-lembaga negara menengahi konflik,baik yang melibatkan
unsur-unsur masyarakat mauoun lembaga-lembaga negara.
3.
Pembatasan partisipasi politik warga negara di daerah-daerah.
4.
Ketidakakadilan distribusi sumber daya ekonomi nasional dan sulitnya akses
masyarakat di daerah terhadap sumber daya tersebut.
5. Rezim
yang tidak responsif terhadap tuntutan warga negara dan tidak bertanggung jawab
terhadap rakyat.
2.10
Upaya Pembangunan Integrasi Sosial
Menurut Liddle,
suatu integrasi nasional yang tangguh hanya dapat berkembang apabila :
1.Sebagian
besar anggota Masyarakat bangsa bersepakat tentang batas – batas territorial
dari Negara sebagai suatu kehidupan politik dimana mereka menjadi warganya.
2.Sebagian
anggota masyarakat bangsa bersepakat mengenai struktur pemerintahan dan
aturan-aturan dari pada proses politik yang berlaku bagi seluruh
masyarakat diatas wilayah Negara.
1.Kesadaran
dari sejumlah orang bahwa mereka bersama-sama merupakan warga dari suatu
bangsa.
2.konsensus
nasional mengenai bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai bangsa harus
diwujudkan atau diselenggarakan.
Konsensus
nasional mengenai bagaimana kehidupan bangsa harus diwujudkan atau
diselenggarakan untuk sebagian harus kita temukan dalam proses pertumbuhan
pancasila sebagai dasar falsafah atau ideology Negara. Secara
yuridis-formal, pancasila sebagai dasar falsafah Negara. Pada tingkat yang
sangat umum telah diterima sebagai kesepakatan nasional serta lahir bersamaan
dengan kelahiran Negara republic Indonesia sebagai Negara yang merdeka, bebas
dari penjajahan bangsa lain. Di dalam kenyataan, pancasila menjadi
akar dalam sejarah pertumbuhan gerakan nasionalisme.
Bangsa
Indonesia sebetulnya dapat belajar dari pengalaman negara-negara lain dan dari
negara kita sendiri tentang akibat menguatnya primordialisme, sehingga
keberadaan dan penguatan lembaga-lembaga integrative seperti sistem pendidikan
nasional, birokrasi sipil dan militer, partai-partai politik (ideology
nasionalisme yang dapat menjembatani perbedaan etnik yang tajam, Sedangkan
partai etnik tidak berhasil) harus tetap dilaksanakan dengan mengingat bahwa
hal ini adalah sebagai konsekuensi dari masyarakat kita yang majemuk.
Perlunya
lembaga-lembaga pemersatu melalui state building. Adapun
uraian secara singkat tentang lembaga pemersatu yang dimaksud tersebut adalah
sebagai berikut :
1.Birokrasi
Sipil dan Militer
Lembaga
integrative yang paling dominant dan paling penting yang mutlak diperlukan
adalah kekuatan militer (TNI), yang jika diperlukan dapat memakai penguasaan
dan monopolinya atas alat-alat kekerasan (alat peralatan perang – alat utama
sistem persenjataan) untuk mempertahankan dan bahkan untuk membangun negara
bangsa. Dalam kerangka pemikiran tradisional bahkan gejala universal kaum
militer di dunia, peranan militer sebagai benteng terakhir (mean of the last
resort) mempertahankan kebutuhan negara bangsa. Hal ini dapat dilihat sikap
keras dari militer terhadap gerakan-gerakan separatis maupun kedaerahan
(primodialisme).
Selain
birokrasi militer, proses state building juga mencakup birokrasi sipil yang
mempunyai tugas utama menarik pajak dan menyediakan bahan Pokok khususnya bahan
Makanan (aparatur pajak sebagai bentuk yang paling tradisional dari demokrasi).
Penyediaan bahan Makanan harus tersedia dengan cukup untuk mencegah terjadinya
“huruhara kelaparan pangan” atau food riots. Indonesia juga pernah mengalami
food riots yang menyebabkan runtuhnya pemerintahan orde baru tahun 1998 akibat
krisis moneter Sejak tahun 1997. Krisis pangan dan moneter juga meruntuhkan
pemerintahan di Muangthai dan Korea Selatan, Sedangkan yang selamat hanya
Malaysia di bawah PM Mahathir Mohammad.
Birokrasi
militer dan sipil di Indonesia sudah berkembang pesat dan mengalami kemajuan
baik dari segi jumlah, kualitas, jenjang pangkat maupun penempatan jabatan
eselon Pimpinan serta sumber etnik rekrutmen. Dari segi etnik, baik TNI maupun
Polri dan PNS baik Pusat maupun daerah sudah meliputi semua etnik group yang
ada, sehingga melambangkan Bhineka Tunggal Ika.
2.Partai
Politik.
Dalam
sejarahnya Partai Politik merupakan alat mobilisasi vertical yang lebih cepat
dibandingkan dengan birokrasi nasional baik birokrasi sipil maupun militer.
Dengan sistem Pemilu di Indonesia sekarang merupakan gabungan dari sistem
distrik dan sistem proposional, sehingga perwakilan daerah dan etnik terwakili.
Maka partai politik mampu menjadi alat integrasi bangsa untuk menekan
perlawanan etnik yang minoritas).
3.Sistem
Pendidikan Nasional
Sistem
pendidikan nasional menjadi alat integrasi nasional terutama karena sifatnya
yang menciptakan elite nasional yang kohesif. Pendidikan nasional mulai dari SD
sampai Perguruan Tinggi, menjadi alat pemersatu baik melalui kurikulum
nasiional, bahasa pengantar maupun sistem rekrutmen siswa, mahasiswa maupun
tenaga pengajar yang bersifat nasional. Dalam suasana otonomi daerah sekarang
ini diusahakan adanya ujian lokal tetapi yang berstandar nasional, demikian
juga walaupun ada ide untuk menambah muatan kurikulum lokal/kedaerahan, namun
tetap kurikulum inti mengajarkan ilmu sosial dan humaniora yang bersifat
integratif dan nasional.
Sifat
integratif lainnya adalah pemakaian bahasa pengantar yakni bahasa Indonesia
sebaga bahasa nasional disamping penggunaan bahasa lokal/daerah yang
diberlakukan untuk pendidikan tingkat SD/SLTP. Cara ini akan memudahkan
integrasi ke dalam sistem nasional dan sosialisasi yang sama untuk seluruh
warga negara.
Sedangkan
alat integrasi yang lain adalah rekrutmen siswa, mahasiswa dan tenaga pengajar
yang bersifat nasional dan multi etnik, sehingga terjadi proses komunikasi,
sosialisasi, asimilasi dan kulturasi dari berbagai etnik di kalangan siswa,
mahasiswa dan tenaga pengajar.
4.Kemajuan
Komunikasi dan Transportasi.
Peranan
media masa nasional seperti koran, majalah, TVRI, RRI cukup penting di
Indonesia sebagai alat integrasi nasional. Banyak koran maupun media masa
lainnya yang terbit di Jakarta tetapi penyebarannya menjangkau sampai ke
seluruh kabupaten-kabupaten, begitu juga koran lokal yang mampu menembus pasar
ke daerah lainnya. Alat komunikasi lainnya adalah telepon, yang mengalami
perkembangan pesat sejak pemerintahan orde baru sampai sekarang.
Perkembangan
yang cepat dalam bidang transportasi mengakibatkan terjadinya mobilitas
geografis penduduk dapat lebih cepat, aman, nyaman, dan murah. Bentuk mobilitas
penduduk dapat transmigrasi, migrasi maupun turisme baik antar daerah,
nasional, regional bahkan global. Meningkatnya kegiatan mobilitas penduduk dan
turisme nasional maupun lokal membawa dampak memperkuat rasa kesatuan dan
kebangsaan.
2.11
Upaya yang Dapat Dilakukan Untuk Memperkukuh Integrasi Bangsa
a) Membangun
dan menghidupkan komitmen yang menjadikan perjalanan panjang Indonesia
untuk menyatukan dirinya. Dimulai dari Kebangkitan Nasional pada 1908, Sumpah Pemuda
1928, Proklamasi Kemerdekaan 1945 harus terus dihadirkan hakikat dan maknanya
dalam hati sanubari dan alam pikiran bangsa Indonesia.
b) Menciptakan
kondisi dan membiasakan diri untuk membangun konsensus. Kompromi dan
kesepakatan adalah jiwa demokrasi. Penghormatan dan pengakuan terhadap
mayoritas diperlukan, tetapi perlindungan terhadap minoritas tetap tidak boleh
diabaikan.
c) Membangun
kelembagaan (Pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan
persatuan dan kesatuan bangsa. Kelembagaan itu diharapkan mampu membangun
mekanisme peleraian konflik untuk mencegah kecenderungan tindakan represif
dalam menyelesaikan konflik.
d)Merumuskan
kebijakan dan regulasi yang konkret. Tegas dan tepat dalam segala aspek
kehidupan dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan bagi semua
pihak, juga semua wilayah.
e) Pentingnya
memiliki kepemimpinan yang arif dan efektif
dalam pembinaan integrasi nasional.
2.12
Kebhinekaan Bangsa Indonesia
Kalimat
Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam buku Sutasoma, karangan Mpu Tantular pada
masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Dalam buku Sutasoma (Purudasanta),
pengertian Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang
kepercayaan juga keanekaragam agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat
Majapahit.
Secara
harfiah, Bhinneka
Tunggal Ika Adalah Berbeda-Beda Tetapi Satu Jua. Adapun makna Bhinneka Tunggal Ika adalah
meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap
adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan
kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas
beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Kata Bhineka
Tunggal Ika dapat pula dimakna bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia
terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan
adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara
Indonesia namun keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan
negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang
bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang
pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara
Indonesia.
Bagi
bangsa Indonesia semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan dasar untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan Indonesia. Perwujudan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehari-hari dilakukan dengan cara hidup saling menghargai antara
masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku
bangsa,agama,bahasa,adat istiadat, warna kulit dan lain-lain. Seperti di
ketahui Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu
pulau dimana setiap daerah memiliki adat istiadat,bahasa,aturan,kebiasaan dan
lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya tanpa adanya
kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka tunggal Ika pastinya akan terjadi
berbagai kekacauan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika kita harus membuang jauh-jauh sikap mementingkan dirinya
sendiri atau daerahnya sendiri tanpa perduli kepentngan bersama. Bila hal tersebut terjadi pastinya negara kita ini akan
terpecah belah. Oleh sebab itu marilah kita jaga bhineka tunggal ika dengan
sebaik-baiknya agar persatuan bangsa dan negara Indonesia tetap terjaga.
2.13
Membangun Integrasi dalam Bhineka
Semboyan
bhinneka tunggal ika dalam membangun integrasi nasional Dalam pancasila,
Bhinneka Tunggal Ika dituangkan dalam sila ketiga, yakni “persatuan indonesia”
yang merupakan landasan hukum dalam hal integrasi bangsa dan negara, serta
sebagai motivasi perbuatan baik di kehidupan masyarakat. Semangat Bhinneka
Tunggal Ika sangat diperlukan untuk memperkukuh persatuan indonesia merupakan
syarat terpenting untuk menjadi indonesia negara yang kaya akan potensi dan
Meningkatkan
semangat bhinneka tunggal ika
1.Implementasi
prinsip bhinneka tunggal ika dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:
2.mengakomodasi
sifat pluralistik
3.tidak
mencari menangnya sendiri
4.membudayakan
musyawarah untuk mencapai mufakat
5.mengembangkan
rasa kasih sayang dan rela berkorban
6.senantiasa
toleran terhadap setiap perbedaan
7.Mengembangkan
semangat kekeluargaan kebiasaan sederhana yang perlu kita lakukan setiap hari
untuk mengembangkan semangat kekeluargaan adalah membudayakan bertegur sapa
dengan teman, tetangga, atau yang lainnya.
2.14
Strategi yang Digunakan untuk Menciptakan Integrasi Bangsa Indonesia
a)Menanamkan
nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air, dan rasa persaudaraan supaya
tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.
b)Menghilangkan
kesempatan untuk berkembangnya primordialisme sempit pada setiap kebijaksanaan
dan kegiatan, sehingga mencegah terjadinya KKN.
c)Meningkatkan
ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecah belahan dari pihak luar
dan kaki tangannya.
d)Penyebaran
dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir- butir Pancasila
dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.
e) Menumpas
setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi
2.15
Peran Serta Warga Negara Dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Peran
serta rakyat dalam keutuhan NKRI dapat dilakukan diberbagai lingkungan
kehidupan, baik lingkungan keluarga , masyarakat dan juga sekolah dengan cara
berbacam-macam dari yang paling mudah diterapkan hingga yang paling sulit untuk
diterapkan.
1. Di
lingkungan keluarga
Contoh
partisipasi di lingkungan keluarga antara lain sebagai berikut:
a)Melaksanakan
kegiatan sehari-hari secara tertib dan teratur
b)Senantiasa
rajin belajar bagi anggota keluarga yang masih bersekolah
c)Ikut
menjaga harta benda keluarga
d)Patuh
dan taat terhadap tata krama dan aturan keluarga
2. Di
lingkungan masyarakat
Contoh
partisipasi di lingkungan masyarakat antara lain sebagai berikut:
a)Melaksanakan
kerja bhakti yang diadakan oleh kampung sesuai kemampuan
b)Melaksanakan
kegiatan ronda malam bagi warga yang sudah dewasa
c)Membuang
sampah pada tempatnya
d)Hidup
rukun dengan semangat kekeluargaan dalam lingkungan keluarga
3.Di
lingkungan sekolah
Contoh
partisipasi di lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut:
a)Menaati
tata tertib yang berlaku di sekolah
b)Menggalang
kerjasama antar teman tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras dan
golongan
c)Hidup
rukun dengan warga sekolah
d)Tidak
membeda-bedakan teman dalam bergaul
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Masalah
integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami hampir semua negara, terutama
negara-negara yang usianya masih relatifmuda, termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan
karena mendirikan negara berarti menyatukan orang-orang dengan segala perbedaan
yang ada menjadi satu entitas kebangsaan yang baru menyertai berdirinya negara tersebut.
Begitu juga negara Indonesia yang usianya masih relatif muda. Sejak proklamasi kemerdekaan
sampai sekarang negara Indonesia masih menghadapi persoalan bagaimana menyatukan
penduduk Indonesia yang didalamnya terdiri dari berbagai macam suku, memeluk agama
yang berbeda-beda, berbahasa dengan bahasa daerah yang beranekaragam, serta memiliki
kebudayaan daerah yang berbeda satu sama lain, untuk menjadi satu entitas baru yang
dinamakan bangsa Indonesia.
Pengalaman
menunjukkan bahwa dalam perjalanan membangun kehidupan bernegara ini, kita masih
sering dihadapkan pada kenyataan adanya konflik atar kelompok dalam masyarakat,
baik konflik yangberlatarbelakang kesukuan, konflik antar pemeluk agama,
konflik karenakesalahpahaman budaya, dan semacamnya. Hal itu menunjukkan bahwa
persoalan integrasi nasional Indonesia sejauh ini masih belum tuntas perlu terus
dilakukan pembinaan. Walaupun harus juga disadari bahwa integrasi nasional dalam
arti sepenuhnya tidak mungkin diwujudkan, dan konflik di antara sesama warga
bangsa tidak dapat dihilangkan sama sekali. Tulisan ini akan memaparkan kondisi
masyarakat Indonesia yang diwarnai oleh berbagai macam perbedaan dan upaya
mewujudkan integrasi nasional dengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan-
perbedaan tersebut.
Dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut mempunyai peran terhadap bangsa
Indonesia yaitu agar menjadi bangsa yang berhasil mewujudkan integrasi nasional
di tengah masyarakatnya yang majemuk. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
tersebut juga diharapkan sebagai landasan atau dasar perjuangan untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar dikenal di mata dunia
sebagai bangsa yang multikulturalisme
3.2
Saran
Bagi
pembaca diharapkan agar mengetahui apakah Integrasi Nasional serta berbagai
faktor yang mempengaruhi dan pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa
Indonesia. Dengan mengetahui pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa
Indonesia., diharapkan kita bisa menjadi warga negara yang baik dan mampu
melaksanakan proses pemersatuan perbedaan perbedaan yang ada pada negara kita
sehingga terciptanya keserasian dan tidak adanya konflik dalam negara ini
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo,
I, 2000, Negara dan Mayarakat : Berkaca
dari Pengalaman Republik Rakyat Cina, gramedia, Jakarta.
Winarno.
2007, Paradigma Baru
Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi. Bumi aksara, jakarta.
Buku
Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas
Sriwijaya. UPT Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian.
Nikolas,
(2007). Pentingnya integrasi nasional indonesia. (http://www.education-penteingnya-integrasi-nasional.org/wiki)
Wibowo,
I, 2000, Negara dan Mayarakat : Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat Cina,
gramedia, Jakarta.
Winarno.
2007, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi. Bumi
aksara, jakarta.
Buku
Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas Sriwijaya. UPT Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian.
Nikolas,
(2007). Pentingnya integrasi nasional indonesia. (http://www.education-penteingnya-integrasi-nasional.org/wiki)
Comments
Post a Comment